Mereka hanya kunang kunang dengan cahaya redup yang pernah menerangi ruang gelap tertutup dan sunyi. Namun, disaat ruangan itu terbuka, masuklah cahaya, kemudian keluarlah kunang kunang itu,dan takkan pernah kembali ke ruang tertutup yang pernah nyaman ia singgahi.
Mereka hanya sepintas angin yang pernah menusuk relung kehidupannya
Bagaikan pergantian kulit seekor ular, dimana kulit lamanya akan diabaikan begitu saja, padahal tanpa kulit lama itu, ia takkan bisa bermetamorfosa lebih jauh dan hidup.
Bagaikan siput yang lupa akan cangkangnya, dimana cangkang itu adalah rumah baginya, tempat ia berlindung kala terancam.
Seakan Sirnah semua memori memori indah yang pernah mereka lakukan bersamanya. Kenangan istimewa yang takkan terlupa bersamanya.
Sirnah semua ketika mereka berubah. Berubah menjadi seorang individualis dilingkungan sosialisme,atau mungkin mereka memang Individualisme.
Sirnah semua, ketika mereka telah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Seonggok Ketenaran dunia... Popularitas Kehidupan... Impian Terwujud....Menjadi Terkenal...
Akankah Mereka bertahan dengan semua ini yang semata mata palsu? Semua yang selalu ada akhirnya... semua yang manis diawal, tetapi pahit diakhir...
Akankah Mereka sanggup menghadapi semuanya sendiri? Menghadapi beribu macam tantangan.. Beribu macam lonjakan yang tajam... Tanpa pendamping seperti SAHABAT...
"Sahabat"
Mungkin mereka sangat meremehkan arti sahabat itu. Atau mungkin mereka tidak mengerti bagaimana bersahabat itu.
Ya, karena mereka seorang individualis. Yang selalu menyendiri, tanpa pendamping seperti sahabat, mereka mungkin mempunyai teman. tapi hanya sebatas teman yang sepintas ada untuk mereka, namun sepintas pula hilang dari hadapan mereka, ketika mereka butuhkan.
Sahabat- Mereka takkan bisa punya sahabat.
Sahabat yang dapat memberikan sesuatu berbeda dihari hari mereka. Sahabat sejati sehidup semati memang tidak ada. Tapi, seiyanya mereka PERNAH memiliki sahabat yang selalu bersama mereka.Yang bisa membuat mereka merasa lengkap. Yang selalu membantu mereka jika mereka dalam kesulitan.Yang selalu senang dikala mereka senang, dan ikut sedih dikala mereka dalam kesedihan, serta selalu bersenang senang bersama mereka. Namun, MEREKA TAK PERNAH MENYADARI BAHWA ITU ADALAH SAHABATNYA.
Tidakkah mereka berpikir "itu sahabat baik kami yg selalu membantu dan selalu ada,jika kami kesulitan, sahabat itu selalu mencoba memahami kami"? Ya. Mungkin tak akan pernah sediktpun kata kata itu terbenak dipikiran mereka. Karena, mereka merasa itu bukan sahabat mereka. Karena mereka tidak punya sahabat dan tidak percaya sahabat.
Sahabat mereka mengaanggap mereka itu bagian dari hidupnya. Namun mereka?
Sekarang mereka mengabaikannya. Bahkan tidak pernah merasa memiliki sahabat itu.
Mungkin mereka pernah sakit, karena "mantan sahabat" mereka atau mungkin mereka mengaggap "mantan teman akrab" mereka pernah dengan tidak sengaja telah membuat hati mereka terasa tertusuk perih hanya karena hal remeh yang belum tentu benar faktanya. Pernahkah mereka berpikir bahwa sahabat mereka itu tau sifat asli mereka. Tau segalanya tentang mereka. Tau baik buruknya dari mereka. Jadi, untuk apa mereka terlalu berlebihan menjadi sakit hati hanya karena hal remeh yang belum terbukti dan berakibat menjadi sebuah masalah antara mereka dan sahabatnya itu. Dan ingatkah mereka, jika ada sesuatu hal yang tidak disukai dari mereka, sahabat mereka langsung mengatakannya pada mereka. Intinya mereka dan sahabatnya saling terbuka.
Seorang Individualis memang sulit untuk bersahabat, terlalu banyak berpikir individual.Tidak memperdulikan orang orang disekitarnya.
Mereka sangat meremehkan sahabat, tidak ingin mengetahui sahabat, tidak mempercayai sahabat, tidak peduli sahabat itu ada, bahkan tidak ada sahabat dalam kehidupannya.
"Sahabat? Untuk apa sahabat? Tidak berguna! Kita mampu tanpa dia. Untuk apa memiliki sahabat? Tidak Penting!" Mungkin itu adalah sedikit kata kata yang terbenak dipikiran mereka.
Ya Sahabat tidak penting. Tapi mereka hidup di lingkungan SOSIALIS! Ingat! Sosialisme yang saling membutuhkan orang lain.
Jadi, akankah mereka terus berpegang teguh pada pemikiran individualis mereka?.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar